Visit Indonesia From My Slide Show

Welcome to My Blog. Just Share My Mind. Maybe Your Mind Same with My Mind and its all in My Blog. Music Present : Olive Musique - Young at Heart. Visited My Country from My Slide Show.

Total Pageviews

Popular Posts

Monday, September 30, 2013

Teori Kepemimpinan

Pentingnya Kepmimpinan Dalam Organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin menjadi rengang. Keadaan ini akan menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasarannya.
Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi, para pekerja membutuhkan kepemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan mereka sehingga tetap harmonis. Jadi organisasi yang berhasil memiliki satu sifat umum yang menyebabkan organisasi tersebut dapat dibedakan dengan organisasi yang tidak berhasil. Sifat dan cirri umum tersebut adalah kepemimpinan yang efektif.
Teori – Teori Kepemimpinan.
Latar Belakang dan Studi Klasik Kepemimpinan.
Berikut ini adalah 3 penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti :
a.       Studi Lippit and White
Dilakukan oleh Ronald Lippit dan Ralph K. White pada akhir tahun 1930-an, dilakukan terhadap kelompok hobby dari anak yang berusia sepuluh tahun. Masing-masing kelompok dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai gaya berbeda yaitu otoriter, demokrasi, atau laissez-faire. Penelitian ini tidak memasukkan banyak variable, tetapi perbedaan gaya kepemimpinan telah menimbulkan reaksi dan hasil yang berbeda.
b.      Studi Ohio State
Biro penelitian bisnis di Ohio State University mencoba menganalisa bermacam-macam dimensi dari perilaku pemimpin yang efektif dalam berbagai kelompok dan situasi. Penelitian ini menggunakan kuesioner deskripsi perilaku pemimpin dan dengan memberikan beragam situasi kepemimpinan. Ada dua dimensi yaitu:
·         Perhatian ( consideration) menggambarkan hubungan yang hangat antara seseorang atasan dengan bawahannya, adanya saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan bawahan.
·         Struktur pengambilan inisiatif (Iniating structure) menjelaskan seorang pemimpin mengatur dan menentukan hubungan dengan bawahannya. Pemimpin menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
Studi ini menujukkan fungsi kepemimpinan yang penting yaitu berpijak pada pengarahan tugas atau tujuan dan perhatian terhadap kebutuhan individu.
c.       Studi Early Michigan
Studi ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Survei Inuversity of Michigan tahun 1947. Bertujuan untuk menentukan prinsip yang mempengaruhi produktivitas kelompok kinerja dan kepuasan para anggota kelompok atas dasar partisipasi yang mereka berikan. Hal ini meliputi variable dan psikologis yang mungkin mempengaruhi moral dan produktivitas. Jadi faktor yang dikendalikan adalah seperti tipe pekerjaan, kondisi kerja, dan metode kerja  baik untuk para mandor maupun bagi pekerja. Mandor yang bekerja pada high-producing lebih menyukai :
·         Menerima pengendalian yang lebih bersifat umum daripada khusus.
·         Sejumlah wewenang dan tanggung jawab mereka dalam pekerjaannya.
·         Mempergunakan waktu untuk pengendalian.
·         Memberikan pengendalian lebih umum kepada para karyawan daripada yang khusus.
·         Orientasi lebih pada karyawan daripada orientasi pada produksi.
Sedangkan bagi mandor yang berkerja pada low-production mempunyai cirri dan teknik yang berlawanan yaitu pengendalian khusus dan orientasi pada produksi. Kepuasan karyawan pula tidak berhubungan secara langsung dengan produktivitas.
Ketiga studi terpenting tentang kepemimpinan dalam mempelajari perilaku organisasi. Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan suatu organisasi, penting sekali untuk melihat perkembangan teori kepemimpinan.
Teori Sifat Kepemimpinan
Teori sifat paling awal yang dapat ditelusuri kembali dampai jaman kerajaan Yunani dan Romawi, mengemukaan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Teori ini sering disebut dengan great man. Sesorang dilahirkan membawa atau tidak membawa siri atau sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin, atau dengan kata lain individu yang lahir membawa cirri tertentu yang memungkinakn dia dapat menjadi seorang pemimpin. Keith davis mengemukakan ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi :
·         Kecerdasan (intelligence). Penelitian pada umunya menujukkan bahwa seseorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya.
·         Kedewasaan social dan hubungan sosila yang luas (social maturity and breadth). Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.
·         Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Pemimpin secara relative mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi. Mereka bekerja keras lebih untuk nilai intrinsic daripada ekstrinsik.
·         Sikap hubungan manusiawi. Seorang pemimpin yang sukse akan mengakui harga diri dan martabat pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada karyawannya.
Teori sifat kepemimpinan ini lebih bersifat deskriptif tetapi dengan nilai analitis dan prediktif yang rendah.
Teori Kelompok
Teori kelopmok dalam kepemimpinan dikembangkan atas dasar ilmu psikologi social. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positive antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan merupakan suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya, yang juga melibatkan konsep psikologis social yang dapat digunakan untuk membantu penerapan konsep pertukaran dan peranan tersebut pada proses kepemimpinan.
Teori Situasional
Fred Fielder telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan. Situasi tersebit digambarkan oleh Fiedler dalam tiga dimesi empiric yaitu
·         hubungan pimpinan anggota,
·         tingkat dalam struktur tigas,
·         posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan wewenang formal.
Situasi ini menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga dimensi yang ada diatas adalah berderajat tinggi. Bila situasi terjadi sebaliknya maka akan sangat tidak menguntungkan bagi pemimpin. Atas dasar penemuannya, Fiedler berkeyakinan bahwa situasi menguntungkan yang dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan akan menentukan efektivitas pelaksanaan kerja kelompok.
Penemuan Fiedler menguntungkan bahwa dalam situasi yang sangat menguntungkan atau tidak sangat menguntungkan, tipe pemimpin yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan sangatlah efektif.Sedangkan bila pemimpin hanya bersifat moderat (treletak dalam range tengah) tipe pemimpin hubungan manusiawi atau yang toleran dan lunak akan sangat efektif.
Managerial Grid
Salah satu pendekatan yang sangan popular untuk mengidentifikasikan berbagai gaya kepemimpinan para manajer praktisi.  Gambar dibawah ini menunjukan bahwa dua dimensi jaringan adalah perhatian terhadap produksi sepanjang vertical dan perhatian terhadap produksi sepanjang horizontal. \
http://www.mbaknol.com/wp-content/uploads/2012/01/Leadership-Grid-mbaknol.jpg

1,1 : pencurahan usaha minimum untyk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk menopang keanggotaan organisasi
9,9 : penyelesaian pekerjaan adalah dari dedikasi karyawan, saling bergantung melalui suatu rancangan umum dalam tujuan organisasi yang mengarahkan untuk hubungan-hubungan yang saling mempercayai dan menghormati
5,5 : prestasi organisasi yang memadai dapat dicpai melalui pengimbangan keperluan pelaksanaan kerja dengan pemeliharaan semangat kerja karyawan pada tingkat yang memuaskan
1,9 : perhatian sepenuhnya pada kebutuhan-kebutuhan karyawan bagi pemuasan hubungan-hubungan yang mengarahkan ke suatu suasana persabahabatan dan kecepatan kerja yang menyenangkan dalam organisasi
9,1 : efisiensi operasi dihasilkan dari penciptaan konsidi kerja dengan suatu cara di mana unsure manusia dilibatkan pada derajat minimum
Tiga Dimensional Reddin
William J. Reddin menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya, selain itu dia juga mempertimbangkan dampak situasional pada gaya yang sesuai. Hal penting yang dikemukakan Reddin adalah setiap gaya tersebut dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi.
http://www.wjreddin.co.uk/content_uploads/images/3-d-model.jpg
Gaya-gaya efektif
1.      Eksekutif
Gaya ini memberikan perhatian besar  baik terhadap tugas maupun terhadap karyawannya.
2.      Pembangun
Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan perhatian minimum terhadap tugas manajer.
3.      Otokrat penuh kebajikan
Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap dan perhatian minimum terhadap karyawan.
4.      Birokrat
Gaya ini memberikabn perhatian minimum baik terhadap tugas mauoun karyawan.
Gaya-gaya tidak efektif
1.      Kompromis
Gaya ini memberikan perhatian besar baik terhadap tugas maupun karyawan dalam suatu situasi yang hanya memerlukan penekanan salah satu diantaranya.
2.      Misionaris
Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan perhatian minimum terhadap tugas dimana perilaku seperti itu todak cocok.
3.      Otokrat
Gaya ini meberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap karyawan dimana perilaku seperti itu tidak tepat.
4.      Pelarian
Gaya ini memberikan perhatian minimum terhadap tugas dan karyawan dalam suatu situasi dimana perilaku seperti itu tidak sesuai.
Empat system manajemen likert
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ5EgAEPAZYoiogNCSXdRDHF0wBQFFumGld9bvK_AdimPwSSgEVABpZVRX1yotQj9kD9uELOx9xVAeAIw-Zb4si_N615BBscecLGpdL-HUoqJtgMtbrm5XOfnlzkyOI0HPnPv0uLVLUqfs/s1600/Picture1.jpg
Mengemukakan empat system atau gaya dasar kepemimpinan organisasional. Empat gaya tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      System 1 
Otokratik eksploatif : manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan dan biasanya mengeksploatasi bawahan untuk melaksankannya.


2.      System 2
Otokratik penuh kebajikan : manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja, tetapi bawahan diberi keleluasanaan dalam pelaksanaannya dengan suatu cara paternalistic.
3.      System 3
Partisipatif : manajer menggunakan gaya konsultatif.
4.      System 4
Demokratik : manajer memberikan penghargaan kepada bawahan tetapi memberikan kesempatan pastisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar konsesus dan prinsip mayoritas.
Secara konsisten, unit-unit yang berproduksi tinggi ditunjukan dengan system 3 dan  4, dan unit-unit yang berproduksi rendah berada di bawah system 1 dan 2.
Kebutuhan fleksibilitas gaya kepemimpinan
Seorang individu menjadi pemimpin  dituntut untuk fleksibel, gaya kepemimpinannya harus diperlengkapi dengan pertimbangan akan situasi khusus dan keterlibatan individu. Manajer dapat mulai dengan memperkirakan system nilai dirinya dan menentukan gaya kepemimpinan umum yang dirasa cocok. Setelah mencapai hal in, dia membutuhkan praktek untuk melengkapi proses pendekatan fleksibel ini.




No comments:

Post a Comment