Visit Indonesia From My Slide Show

Welcome to My Blog. Just Share My Mind. Maybe Your Mind Same with My Mind and its all in My Blog. Music Present : Olive Musique - Young at Heart. Visited My Country from My Slide Show.

Total Pageviews

Popular Posts

Thursday, August 8, 2013

Kedai Es Krim dari Zaman Belanda Sampai Sekarang.

Suka makan es krim?? Wah, wajib tahu pengetahuan ini yah... Mungkin hanya beberapa tempat saja yang akan dibahas. Kedai es krim yang mungkin kalian kunjungi saat ini ternyata adalah kedai es krim yang sudah berdiri lama. Hayooo mana aja yah kedainya? Intip yuk.

Ragusa, Jakarta




Nama Ragusa berasal dari dua orang berkebangsaan Italia yang datang ke Indonesia pada tahun 1930-an, Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Pada tahun 1932, Ragusa bersaudara mulai membuka kafe es krim di pasar Gambir (Jakarta Fair). Karena dinilai tempatnya terlalu sepi dan hanya ramai setahun sekali, tahun 1947 mereka membuka kafe di Jl. Veteran I No. 10 Jakarta Pusat, yang menjadi pusat pembuatan dan penjualannya sampai sekarang.

Selama menekuni bisnis es krim, dua bersaudara Italia tersebut dibantu Jo Giok Siaw. Ibu Hj. Sias Mawarni, menantu dari Jo Giok Siaw, dan suaminya yang meneruskan penjualan es krim ini.

Kedai es krim ini menempati bangunan bergaya khas Belanda beserta kursi-kursi yang terbuat dari rotan dengan model kuno dan meja yang sederhana sebagai pelengkapnya. Ruangan ini pun tidak menggunakan AC, hanya menggunakan kipas angin dan atap bangunan yang tinggi sehingga dapat mengurangi udara yang panas.

Di sekeliling dinding, terdapat foto-foto hitam putih yang menggambarkan bagaimana rupa Es Krim Ragusa sebelumnya dan potret sudut-sudut kota Jakarta jaman dulu. Ada juga mesin kasir kuno dan tempat untuk menyajikan es krim yang antik. 



Ragusa sekitar tahun 1930









Ragusa sekitar tahun 1970 




Ragusa Sekarang



Es krim Ragusa menggunakan bahan-bahan berkualitas mulai dari susu sampai bahan lainnya. Semuanya dibuat secara handmade, bukan diambil dari pabrik jadi kualitas akan tetap terjaga serta tidak menggunakan pengawet. Yang paling terkenal di sana adalah Spaghetti Ice Cream, es krim vanili yang disajikan berulir-ulir seperti tumpukan spaghetti dan diatasnya ditaburi kacang, coklat dan sukade.


Di bagian depan tempat ini juga ada penjual otak-otak dan rujak juhi yang dapat dipesan sebagai makanan ringan pendamping es krim. Kadang ada 'pengamen' bersuara indah dan pengunjung dapat memesan lagu-lagu baik lagu tempo doeloe maupun masa kini.


Zangrandi, Surabaya




Zangrandi adalah kedai es krim tertua di Surabaya yang masih mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Kedai es krim ini didirikan oleh Renato Zangrandi yang berasal dari Italia pada tahun 1930. Dia mendirikan kedai es krim di lokasi yang strategis, di seberang gedung yang sekarang bernama Balai Pemuda. 

Dulu gedung itu adalah tempat pesta para meneer dan mevrouw Belanda. Jadi sebelum atau sesudah pesta, orang-orang elit itu mampir dulu ke toko es krim Zangrandi. Bangunan yang sekarang beralamat di jalan Yos Sudarso no 15, Surabaya ini masih merupakan bangunan dengan arsitektur jaman Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya di Surabaya.

Oleh karena itu, bentuk bangunannya masih dipertahankan seperti saat pertama kali dibangun. Pintu dan jendela serta perabot yang digunakan seperti kursi rotan berwarna merah kuning beserta mejanya membuat suasana tempo doeloe semakin terasa. Pengunjung bisa memilih, mau duduk di halaman bangunan sambil menikmati lalu-lalang kendaraan atau duduk di dalam. 










Selain es krim, di sini juga menjual makanan ringan seperti risoles, lumpia, siomay dan lain-lain.


PT. Rasa, Bandung




Rasa Bakery & Café menempati lokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung (daerah kota tua). Suasana tempo doeloe dengan bangunan bercat putih bergaya arsitektur Eropa (art deco) menjadi ciri khas tempat ini. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana lampau meskipun bangunan sudah dipugar. Misalnya, bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada rumah-rumah lama. Suasana dalam restoran terkesan lapang dan sejuk sehingga nyaman sebagai tempat bersantap. 
Dahulu, tempat ini bernama Hazes shop & café yang populer pada tahun 1936 di kota Bandung. Seorang dengan kewarganegaraan Belanda adalah pemilik dari Hazes, sayang namanya tidak diketahui. Pada tahun 1963, Hazes dibeli oleh Ny. Kamarga yang merupakan warga Negara Indonesia keturunan. Menyusul pada tahun 1968, Hazes berganti nama menjadi Rasa dan sekaligus mengganti status menjadi Perseroan Terbatas.






Makanan yang tersedia cukup beraneka ragam. Tersedia makanan ringan juga makanan berat ala Indonesia maupun mancanegara untuk makan siang dan makan malam, namun yang unik dan menjadi daya tarik pengunjung Rasa Bakery & Café adalah es krim. Es krim tempo dulu ini dibuat dari susu asli secara home made dengan resep turun temurun dan tanpa bahan pengawet sehingga memberikan rasa es yang nikmat. Salah satu menu yang khas adalah Coconut Royale ice cream, yaitu setengah batok kelapa muda yang berisi tiga scoop es krim stroberi, pisang, dan moka dan ditaburi buah-buahan.




Toko Oen, Semarang dan Malang



Toko Oen terdapat di dua kota di Indonesia yaitu di Jl. Pemuda No. 52, Semarang dan Jl. Basuki Rahmat No. 15, Malang. Kedua rumah makan tersebut sama-sama tetap mempertahankan nuansa zaman kolonial meskipun terdapat beberapa perbedaan. 

Kisah restoran tua ini dimulai tahun 1922 di Yogyakarta saat seorang ibu rumah tangga bernama Liem Gien Nio menyalurkan keahliannya membuat makanan dan aneka macam panganan khas China dan Eropa. Ia pun kemudian membuka jasa katering dan menjualnya dengan pelanggan rata-rata kalangan orang China dan Belanda di kota Yogyakarta. 

Dengan rasa gurih dan lezat tak heran usahanya berkembang dan berlanjut dengan membuka Toko Oen di Semarang, Malang, dan Jakarta. Akan tetapi, keterbatasan anggota keluarga yang bersedia mengurus toko Oen membuat Toko Oen di Jakarta dan di Yogyakarta tutup. Saat ini Toko Oen Semarang dikelola oleh Yenny Megaputri, salah satu cucu dari Ibu Liem Gien Nio. Sedangkan Toko Oen Malang berganti kepemilikan dan sekarang dikelola Danny Mugianto.

Sampai saat ini kedua Toko Oen menempati bangunan asli bergaya Belanda yang dibangun tahun 1930an. Berlangit-langit tinggi, dilengkapi dengan furnitur antik juga hiasan seperti piano, foto-foto hitam putih dan lukisan tempo doeloe serta alunan lagu-lagu oldies, semua seolah membawa ingatan pengunjung ke masa lalu. Para pelayan pun berpakaian putih-putih ala Belanda. Bahkan di Toko Oen Malang daftar menu ditulis dalam Bahasa Belanda, dengan terjemahan Indonesia. Misalnya biefstuk van de hass (steak iga sapi) dan kippen biefstuk (steak ayam). 





























Tip Top, Medan



Restoran Tip Top terletak di Jl. A. Yani No. 92 Medan (daerah Kesawan). Kawasan Kesawan merupakan pusat bisnis paling tua di Medan dimana banyak berdiri bangunan yang sudah mulai usang ditelan kerasnya jaman. Pada tahun 1929, restoran ini bernama Jangkie, sesuai nama pemiliknya, dan berada di jalan Pandu, Medan. Setelah beberapa waktu, restoran ini pindah ke Kesawan pada tahun 1934 dan bernama Tip-Top (yang berarti “sempurna”). 

Sampai saat ini Restoran Tip Top tetap konsisten mempertahankan atmosfer vintagenya. Barang-barang lama seperti bangunan, mesin, meja bertaplak kotak-kotak dan kursi rotan serta piano masih tetap digunakan. Belum lagi kostum pelayannya yang berpeci untuk para pria dan berkemeja batik untuk para wanitanya yang mengantarkan makanan dengan troli kecil. Tungku kayu bakar jaman Belanda sejak tahun 1934 masih digunakan untuk memanggang kue-kue. 

Hal lain yang cukup menarik, saat pengunjung turun dari kendaraan telah siap pramuniaga khusus yang siap membukakan pintu mobil dan mempersilahkan pengunjung turun, begitupun saat selesai makan dari Tip Top, pintu mobil akan ditutup oleh pramuniaga tersebut. Jadi nuansa pelayanan jaman kolonial masih tetap dipertahankan.

Restoran ini menyediakan berbagai menu makanan dari Indonesia, China dan Eropa seperti steak, salad, nasi goreng hingga gado-gado. Namun yang menjadi andalan di Tip Top adalah es krim home made. Es krim favorit pengunjung adalah Mexicanner dan Carmen. Mexicanner adalah es krim vanilla putih yang disiram saus cokelat, tiga iris buah peach dan garnis cherry diatasnya, disajikan dalam gelas stainless khas jadul. Sedangkan Carmen adalah versi lain Mexicanner dengan penyajian yang sama, plus taburan kacang diatasnya. 














Sumber : www.kaskus.us 

No comments:

Post a Comment