Etika Situasi
a. Pendapat
etika situasi
Etika
situasi adalah sebuah pendekatan dan teori dalam etika yang timbul sesudah
perang dunia kedua dan sangat dipengaruhi oleh filsafat eksistensialisme dan
personalisme.eksistensialisme sangat menekankan keunikan dan tanggung jawab
tiap – tiap orang. Sedangkan personalisme menekankan bahwa manusia adalah
person, berniai bagi dirinya sendiri, makhluk yang berakal budi dan berkehendak
sendiri, yang memiliki kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri dan suara
hati sebagai kesadaran mandiri akan apa yang yang merupakan kewajiban dan
tanggung jawabnya.
Etika
situasi menolak adanya norma – norma dan peraturan – peraturan moral yang
berlaku umum. Setiap situasi adalah baru, maka setiap orang dalam situasi harus
secara baru dan kreatif menemukan apa yang merupakan tanggung jawab dan
kewajibannya.
Jadi,
etika situasi adalah lawanan dari etika peraturan. Etika situasi menolak adanya
peraturan dan norma – norma moral yang berlaku dimana – mana dan bagi siapa
saja dan mengembalikan moralitas pada tanggung jawab individual masing – masing
orang berdasarkan panggilan unik setiap situasi.
b. Jasa
etika situasi
Etika
situasi menegaskan bahwa setiap manusia memang merupakan person yang unik, ia
tujuan pada dirinya sendiri yang tidak pernah boleh dipukulratakan atau
diperhitungkan sebagai roda gigi dalam mesin masyarakat belaka. Etika situasi
menyangkut martabat manusia sebagai person merupakan harkatnya.
Kelemahan
etika situasi adalah bahwa ia, sebagai reaksi terhadap etika peraturan yang
melupakan tanggung jawab individual, jatuh ke dalam individualism ekstrem yang
hanya melihat keunikan tanggung jawab individual, tetapi melupakan bahwa
tanggung jawab itu baru menjadi nyata berhubungan dengan kedudukan kita dalam
kesatuan kehidupan masyarakat. Etika situasi perlu ditegaskan bahwa kita tetap
memerlukan norma – norma moral yang berlaku cukup umum.
c. Kesimpulan
Argumentasi
etika situasi tidak mengenai prinsip – prinsip moral dasar, melainkan mengenai
norma – norma konkret. Prinsip – prinsip dasar diandaikan oleh segala etika
karena tanpa prinsip – prinsip itu tidak mungkin untuk merumuskan norma – norma
yang praktis. Misalnya adalah kita secara moral wajib tidak menuduh seorang
pembantu rumah tangga sebagai seorang pencuri apabila ia dapat membuktikan
bahwa ia pada saat pencurian berlangsung tidak ditempat, hanya berlaku atas
prinsip bahwa kita selalu harus bersikap adil. Jadi dari etika situasi kita
dapat belajar bahwa kita selalu harus bertanggung jawab.
Etika Peraturan
Kata
“ etika peraturan “ ditulis dengan huruf kecil karena tidak merupakan teori
tertentu, melainkan bentuk pendekatan terhadap moralitas yang ditemukan dalam
banyaj lingkungan budaya, tradisi dan agama dan tidak jarang dikembangkan
menjadi system – system aturan moral yang luas dan canggih. Etika peraturan
misalnya akan mengenai peraturan – peraturan sebagai berikut : anak yang baik
terhadap orang tua jangan membantah, selalu taat, selalu menunjukkan sikap
hormat, selalu memenuhi kehendaknya ; manusia tidak boleh membunuh, berkelahi,
bertengkar, melukai hati hati orang lain. Banyak isi dari peraturan moral bagi
kita tidak masuk akal dan kita akui sebagai kewajiban moral. Etika peraturan
mematikan faham tanggung jawab. Yang dipentingkan bukan agar kita hidup secara
bertanggung jawab, dengan berusaha realisasikan nilai – nilai tertinggi
kehidupan bersama. Dengan demikian maksud moralitas, yaitu agar kita mencapai
kebaikan kita sebagai manusia, kemampuan untuk bertanggung jawab, untuk memakai
akal budi dan kebebasannya sesuai dengan apa yang dinilai sebagai paling
penting dan luhur dilumpuhkan.
No comments:
Post a Comment