Pentingnya Kepmimpinan Dalam
Organisasi.
Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain untuk mencapai tujuan
dengan antusias. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap
usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau
bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin
menjadi rengang. Keadaan ini akan menimbulkan situasi dimana perseorangan
bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi
menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasarannya.
Kepemimpinan sangat
diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja yang baik
selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan
organisasi, para pekerja membutuhkan kepemimpinan sebagai dasar motivasi
eksternal untuk menjaga tujuan mereka sehingga tetap harmonis. Jadi organisasi
yang berhasil memiliki satu sifat umum yang menyebabkan organisasi tersebut
dapat dibedakan dengan organisasi yang tidak berhasil. Sifat dan cirri umum
tersebut adalah kepemimpinan yang efektif.
Teori
– Teori Kepemimpinan.
Latar
Belakang dan Studi Klasik Kepemimpinan.
Berikut ini adalah 3 penelitian yang dilakukan oleh
beberapa peneliti :
a.
Studi
Lippit and White
Dilakukan oleh Ronald Lippit dan Ralph K. White pada akhir tahun
1930-an, dilakukan terhadap kelompok hobby dari anak yang berusia sepuluh
tahun. Masing-masing kelompok dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai gaya
berbeda yaitu otoriter, demokrasi, atau laissez-faire. Penelitian ini tidak
memasukkan banyak variable, tetapi perbedaan gaya kepemimpinan telah
menimbulkan reaksi dan hasil yang berbeda.
b.
Studi
Ohio State
Biro penelitian bisnis di Ohio State University mencoba menganalisa
bermacam-macam dimensi dari perilaku pemimpin yang efektif dalam berbagai
kelompok dan situasi. Penelitian ini menggunakan kuesioner deskripsi perilaku
pemimpin dan dengan memberikan beragam situasi kepemimpinan. Ada dua dimensi
yaitu:
·
Perhatian
( consideration) menggambarkan hubungan yang hangat antara seseorang atasan
dengan bawahannya, adanya saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan
terhadap gagasan bawahan.
·
Struktur
pengambilan inisiatif (Iniating structure) menjelaskan seorang pemimpin
mengatur dan menentukan hubungan dengan bawahannya. Pemimpin menentukan pola
organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan
organisasi dan cara pelaksanaannya.
Studi ini menujukkan fungsi
kepemimpinan yang penting yaitu berpijak pada pengarahan tugas atau tujuan dan
perhatian terhadap kebutuhan individu.
c.
Studi
Early Michigan
Studi ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Survei Inuversity of Michigan
tahun 1947. Bertujuan untuk menentukan prinsip yang mempengaruhi produktivitas
kelompok kinerja dan kepuasan para anggota kelompok atas dasar partisipasi yang
mereka berikan. Hal ini meliputi variable dan psikologis yang mungkin
mempengaruhi moral dan produktivitas. Jadi faktor yang dikendalikan adalah
seperti tipe pekerjaan, kondisi kerja, dan metode kerja baik untuk para mandor maupun bagi pekerja.
Mandor yang bekerja pada high-producing lebih menyukai :
·
Menerima
pengendalian yang lebih bersifat umum daripada khusus.
·
Sejumlah
wewenang dan tanggung jawab mereka dalam pekerjaannya.
·
Mempergunakan
waktu untuk pengendalian.
·
Memberikan
pengendalian lebih umum kepada para karyawan daripada yang khusus.
·
Orientasi
lebih pada karyawan daripada orientasi pada produksi.
Sedangkan bagi mandor yang
berkerja pada low-production mempunyai cirri dan teknik yang berlawanan yaitu
pengendalian khusus dan orientasi pada produksi. Kepuasan karyawan pula tidak
berhubungan secara langsung dengan produktivitas.
Ketiga studi terpenting tentang kepemimpinan dalam
mempelajari perilaku organisasi. Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan
kepemimpinan suatu organisasi, penting sekali untuk melihat perkembangan teori
kepemimpinan.
Teori
Sifat Kepemimpinan
Teori sifat paling awal yang dapat ditelusuri kembali
dampai jaman kerajaan Yunani dan Romawi, mengemukaan bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukan dibuat. Teori ini sering disebut dengan great man. Sesorang dilahirkan
membawa atau tidak membawa siri atau sifat yang diperlukan bagi seorang
pemimpin, atau dengan kata lain individu yang lahir membawa cirri tertentu yang
memungkinakn dia dapat menjadi seorang pemimpin. Keith davis mengemukakan ada 4
ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam
organisasi :
·
Kecerdasan
(intelligence). Penelitian pada umunya menujukkan bahwa seseorang pemimpin
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya.
·
Kedewasaan
social dan hubungan sosila yang luas (social maturity and breadth). Pemimpin
cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang serta mempunyai
kegiatan dan perhatian yang luas.
·
Motivasi
diri dan dorongan berprestasi. Pemimpin secara relative mempunyai motivasi dan
dorongan berprestasi yang tinggi. Mereka bekerja keras lebih untuk nilai
intrinsic daripada ekstrinsik.
·
Sikap
hubungan manusiawi. Seorang pemimpin yang sukse akan mengakui harga diri dan
martabat pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada
karyawannya.
Teori sifat kepemimpinan ini lebih bersifat deskriptif
tetapi dengan nilai analitis dan prediktif yang rendah.
Teori
Kelompok
Teori kelopmok dalam kepemimpinan dikembangkan atas
dasar ilmu psikologi social. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan
kelompok harus ada pertukaran yang positive antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan
merupakan suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya, yang juga
melibatkan konsep psikologis social yang dapat digunakan untuk membantu
penerapan konsep pertukaran dan peranan tersebut pada proses kepemimpinan.
Teori
Situasional
Fred Fielder telah mengajukan sebuah model dasar
situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency
model of leadership effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya
kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan. Situasi tersebit
digambarkan oleh Fiedler dalam tiga dimesi empiric yaitu
·
hubungan
pimpinan anggota,
·
tingkat
dalam struktur tigas,
·
posisi
kekuasaan pemimpin yang didapatkan wewenang formal.
Situasi ini menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga
dimensi yang ada diatas adalah berderajat tinggi. Bila situasi terjadi
sebaliknya maka akan sangat tidak menguntungkan bagi pemimpin. Atas dasar
penemuannya, Fiedler berkeyakinan bahwa situasi menguntungkan yang
dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan akan menentukan efektivitas pelaksanaan
kerja kelompok.
Penemuan Fiedler menguntungkan bahwa dalam situasi
yang sangat menguntungkan atau tidak sangat menguntungkan, tipe pemimpin yang
berorientasi pada tugas atau pekerjaan sangatlah efektif.Sedangkan bila
pemimpin hanya bersifat moderat (treletak dalam range tengah) tipe pemimpin
hubungan manusiawi atau yang toleran dan lunak akan sangat efektif.
Managerial
Grid
Salah
satu pendekatan yang sangan popular untuk mengidentifikasikan berbagai gaya
kepemimpinan para manajer praktisi.
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa dua dimensi jaringan adalah
perhatian terhadap produksi sepanjang vertical dan perhatian terhadap produksi
sepanjang horizontal. \
1,1 : pencurahan usaha minimum untyk
melaksanakan pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk menopang
keanggotaan organisasi
9,9 : penyelesaian pekerjaan adalah dari
dedikasi karyawan, saling bergantung melalui suatu rancangan umum dalam tujuan
organisasi yang mengarahkan untuk hubungan-hubungan yang saling mempercayai dan
menghormati
5,5 : prestasi organisasi yang memadai
dapat dicpai melalui pengimbangan keperluan pelaksanaan kerja dengan
pemeliharaan semangat kerja karyawan pada tingkat yang memuaskan
1,9 : perhatian sepenuhnya pada
kebutuhan-kebutuhan karyawan bagi pemuasan hubungan-hubungan yang mengarahkan
ke suatu suasana persabahabatan dan kecepatan kerja yang menyenangkan dalam
organisasi
9,1 : efisiensi operasi dihasilkan dari
penciptaan konsidi kerja dengan suatu cara di mana unsure manusia dilibatkan
pada derajat minimum
Tiga
Dimensional Reddin
William
J. Reddin menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya, selain itu
dia juga mempertimbangkan dampak situasional pada gaya yang sesuai. Hal penting
yang dikemukakan Reddin adalah setiap gaya tersebut dapat efektif atau tidak
efektif tergantung pada situasi.
Gaya-gaya
efektif
1. Eksekutif
Gaya
ini memberikan perhatian besar baik
terhadap tugas maupun terhadap karyawannya.
2. Pembangun
Gaya
ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan perhatian minimum
terhadap tugas manajer.
3. Otokrat
penuh kebajikan
Gaya
ini memberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap
dan perhatian minimum terhadap karyawan.
4. Birokrat
Gaya
ini memberikabn perhatian minimum baik terhadap tugas mauoun karyawan.
Gaya-gaya
tidak efektif
1. Kompromis
Gaya
ini memberikan perhatian besar baik terhadap tugas maupun karyawan dalam suatu
situasi yang hanya memerlukan penekanan salah satu diantaranya.
2. Misionaris
Gaya
ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan perhatian minimum
terhadap tugas dimana perilaku seperti itu todak cocok.
3. Otokrat
Gaya
ini meberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap
karyawan dimana perilaku seperti itu tidak tepat.
4. Pelarian
Gaya
ini memberikan perhatian minimum terhadap tugas dan karyawan dalam suatu
situasi dimana perilaku seperti itu tidak sesuai.
Empat
system manajemen likert
Mengemukakan
empat system atau gaya dasar kepemimpinan organisasional. Empat gaya tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. System
1
Otokratik
eksploatif : manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan
dan memerintahkan dan biasanya mengeksploatasi bawahan untuk melaksankannya.
2. System
2
Otokratik
penuh kebajikan : manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja, tetapi
bawahan diberi keleluasanaan dalam pelaksanaannya dengan suatu cara
paternalistic.
3. System
3
Partisipatif
: manajer menggunakan gaya konsultatif.
4. System
4
Demokratik
: manajer memberikan penghargaan kepada bawahan tetapi memberikan kesempatan
pastisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar konsesus dan prinsip
mayoritas.
Secara
konsisten, unit-unit yang berproduksi tinggi ditunjukan dengan system 3
dan 4, dan unit-unit yang berproduksi
rendah berada di bawah system 1 dan 2.
Kebutuhan
fleksibilitas gaya kepemimpinan
Seorang
individu menjadi pemimpin dituntut untuk
fleksibel, gaya kepemimpinannya harus diperlengkapi dengan pertimbangan akan
situasi khusus dan keterlibatan individu. Manajer dapat mulai dengan
memperkirakan system nilai dirinya dan menentukan gaya kepemimpinan umum yang
dirasa cocok. Setelah mencapai hal in, dia membutuhkan praktek untuk melengkapi
proses pendekatan fleksibel ini.
No comments:
Post a Comment