Tantangan
Industri Asuransi Syariah Saat Ini
Tantangan terbesar yang dihadapi
oleh industri asuransi syariah bersumber pada dua hal utama yaitu permodalan
dan sumber daya manusia. Tantangan-tantangan lain seperti masalah teknologi
informasi, image dan lain sebagainya merupakan akibat dari dua masalah utama
tersebut.
Berdasarkan konsep Risk Based
Capital (RBC) perusahaan asuransi di Indonesia sebenarnya dapat beroperasi
dengan modal yang sangat rendah (di atas Rp. 3 milyar) asal sehat dan memenuhi
Risk Based Capital di atas 120%. Asuransi syariah dalam bentuk cabang atau
divisi dari perusahaan asuransi konvensional dapat beroperasi dengan penyisihan
modal minimal Rp. 2 milyar.
Kemudahan-kemudahan permodalan ini
disatu sisi baik untuk mendorong timbulnya perusahaan asuransi / cabang /
divisi syariah. Di sisi lain sebenarnya harus disadari bahwa ketentuan minimum
tersebut kurang mendorong timbulnya perusahaan asuransi yang sehat. Struktur
permodalan yang kuat sangat dibutuhkan untuk mengangkat industri asuransi
syariah. Dengan modal yang kuat perusahaan asuransi syariah akan dapat
melaksanakan fungsi-fungsi yang semestinya, antara lain edukasi pasar melalui
berbagai media komunikasi untuk menjelaskan keberadaan asuransi syariah,
keunggulannya, manfaatnya serta kebersihan dari keraguan, pengembangan produk
secara berkelanjutan, back-up keuangan yang kokoh untuk membangkitkan
kepercayaan publik.
Sejalan dengan berkembangnya
industri asuransi syariah, maka hal yang seharusnya dilakukan adalah industri
asuransi syariah memiliki tenaga unggul dibidangnya masing-masing. Hanya dengan
tenaga-tenaga unggul inilah asuransi syariah dapat bersaing di era global saat
ini. Keahlian yang sangat dibutuhkan meliputi keahlian manajemen risiko yang
mampu memahami dan mengelola risiko-risiko yang terus berkembang secara
dinamis, keahlian manajemen islami yang mampu menggali nilai-nilai islami dan
menerapkannya dalam praktik bisnis modern dan mampu memberikan solusi dari
permasalahan permasalahan yang ada, keahilian ekonomi syariah untuk menggali
transaksi kontrak, serta keahlian penunjang lainnya seperti akuntansi,
teknologi informasi, pemasaran dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis asuransi secara menyeluruh, yang terakhir adalah integritas,
kejujuran dan kebersihan para professional asuransi syariah harus benar-benar
mencerminkan keunggulan produknya yang syar ’ i.
Adanya dua masalah utama tersebut
dapat diatasi yaitu masalah permodalan dan masalah sumber daya manusia, maka
serangkaian masalah-masalah lain yang dihadapi industri asuransi syariah akan
mudah diatasi.
No comments:
Post a Comment